Dalam sambutannya, Bupati Andi Ina menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk menjaga budaya lokal tetap hidup di tengah pesatnya arus globalisasi.
“Dengan bergotong royong membangun komitmen antara pemerintah, masyarakat dan pelaku budaya dalam memajukan kebudayaan untuk menahan desakan era globalisasi yang dapat menimbulkan berbagai perubahan termasuk tatanan hidup yang akibatnya masyarakat kita cenderung memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih muda dan praktis jika diterapkan dibandingkan budaya lokal,” ujarnya.
Pada momentum tersebut, Andi Ina mengajak seluruh hadirin untuk mengirimkan doa kepada almarhum Ince Langke, salah satu tokoh yang mendorong lahirnya Peraturan Daerah Aksara Lontaraq di Sulawesi Selatan.
“Pada saat itu saya sebagai Ketua DPRD Sulawesi Selatan, karena dorongan sahabat saya inilah sehingga akhirnya Sulawesi Selatan mempunyai Perda Aksara Lontara,” tuturnya.
Ia juga menegaskan pentingnya memelihara warisan intelektual Colliq Pujié bagi identitas masyarakat Barru.
“Kita bersyukur Kabupaten Barru mempunyai warisan budaya yang lahir oleh tangan dingin seorang pejuang yang bernama Retna Kencana Colliq Pujié. Ini tentunya menjadi rahmat untuk kita masyarakat Kabupaten Barru,” ucapnya.
Mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Kebudayaan dr. H. Muhammad Ichsan Mustari, menyampaikan bahwa pemerintah provinsi tengah memperkuat pengajaran budaya lokal di sekolah-sekolah.
“Sebagai upaya melestarikan Budaya Lontaraq, di semua Sekolah Rakyat nantinya akan diisi dengan kurikulum kearifan lokal seperti pengajaran aksara Lontaraq. Dan ke depan akan diadakan lomba membaca lontaraq, lantunan lontaraq dan lomba memaknai tulisan lontaraq,” jelasnya.
Dukungan juga datang dari pemerintah pusat. Direktur Pengembangan Budaya Digital Kementerian Kebudayaan RI, Andi Syamsu Rijal, S.S., M.Hum, menyebut festival ini sebagai momentum penting.
"Festival ini adalah wujud nyata dari komitmen kita untuk melestarikan aksara lontara sebagai satu entitas budaya kita yang paling otentik," tuturnya.
Pembukaan festival semakin meriah dengan tampilnya 150 penari dalam pergelaran tari massal Colliq Pujie: Cendekia Penggerak Zaman yang melibatkan pelajar SMP, SMA, mahasiswa, serta komunitas budaya se-Kabupaten Barru.
Kemeriahan festival juga berdampak positif terhadap ekonomi lokal. Ramainya masyarakat yang hadir menyaksikan kegiatan tersebut memberi warna tersendiri bagi geliat perekonomian daerah, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan penjualan produk lokal.
Sejumlah pejabat turut hadir dalam kegiatan ini, termasuk Wakil Bupati Barru, Ketua DPRD Barru, Ketua PMI Barru, Ketua TP PKK Barru yang juga Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, unsur Forkopimda, Sekretaris FSKN Sulsel, Ketua Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, Pemangku Adat Datu Soppeng, serta para pimpinan OPD, Pimpinan Perbankan se-Kabupaten Barru, Tokoh Adat, Budaya dan Masyarakat.
